Berita Terkini

1 Abad Nubuatan Dominee I.S. Kijne untuk Tanah Papua

Wamena – Hari ini, banyak hati di Papua mengingat kembali sebuah peristiwa yang sudah berlalu satu abad, namun jejaknya begitu terasa dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini. Persis seratus tahun lalu, di Bukit Aitumieri, Wasior, Dominee Izaak Samuel Kijne, seorang guru dan pendeta dari Belanda, berdiri sederhana di hadapan batu besar. Ia meninggalkan pesan yang masih hidup sampai sekarang: Papua suatu hari akan berdiri di atas kaki sendiri.

Bagi Kijne, nubuatan itu bukan sekadar pesan agama atau seremonial. Di atas batu peradaban itu, beliau berbicara tentang harapan bahwa orang Papua mampu mengambil peran memimpin, tidak sekadar sebagai penonton di tanah sendiri. Suara Kijne kemudian menjadi nyala semangat yang menular, menyeberangi lembah, pegunungan, hingga pesisir – jadi inspirasi bagi muda-mudi, bahkan mereka yang kini bertanggung jawab mengambil keputusan besar untuk masa depan Papua.

Satu abad berlalu, api perubahan yang dinyalakan Kijne justru makin terang. Pendidikan tumbuh, kesempatan memperbaiki masa depan pun makin terbuka, kisah kebangkitan Papua kini bukan lagi sekadar impian. Momen peringatan ini lebih dari sekadar merayakan sejarah; ia menjadi waktu untuk merenung dan memastikan kemajuan serta keadilan tetap berakar pada budaya, pada cinta, serta semangat persaudaraan – seperti yang pernah diwariskan Kijne.

Di tengah perubahan zaman dan tantangan yang silih berganti, pesan dari Bukit Aitumieri tetap relevan. Papua layak berdiri tegak sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat, dengan kekuatan iman, tekad, dan solidaritas. Satu abad nubuatan Kijne bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk mimpi besar Tanah Papua.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 4 kali