Berita Terkini

5 Lagu Daerah Papua Terpopuler Lengkap Beserta Lirik dan Makna

Wamena - Papua Pegunungan tak hanya kaya seni dan budaya, tapi juga punya deretan lagu-lagu daerah yang syarat makna tentang cinta tanah kelahiran, persatuan, dan nasihat adat. Lagu daerah ini sering diperdengarkan dalam acara resmi, ritual adat, hingga upacara demokrasi seperti pemilu dan pelantikan kepala daerah, mempererat rasa persatuan warga. Apuse Lirik: Apuse kokon dao  Yarabe soren doreri  Wuf lenso bani nema baki pase  Apuse kokon dao  Yarabe soren doreri  Wuf lenso bani nema baki pase  Arafabye aswarakwar  Arafabye aswarakwar Makna: Menggambarkan pesan perpisahan seorang cucu pada kakek-neneknya sebelum merantau ke Teluk Doreri. Lirik ini mencerminkan keharuan, nasihat, dan restu keluarga—nilai yang sangat dijunjung dalam budaya Papua.​   Yamko Rambe Yamko Lirik: Hee yamko rambe yamko aronawa kombe  Hee yamko rambe yamko aronawa kombe  Teemi nokibe kubano ko bombe ko  Teemi nokibe kubano ko bombe ko  Yuma no bungo awe ade  Yuma no bungo awe ade  Hongke hongke hongke riro  Hongke jombe jombe riro  Hongke hongke hongke riro  Hongke jombe jombe riro Makna: Lagu penuh semangat yang menceritakan tentang perjuangan, pengorbanan, dan keberanian menghadapi tantangan hidup, menanamkan nilai-nilai persatuan dan ketulusan untuk Tanah Air.​   E Mambo Simbo Lirik: E Mambo Simbo E  Mambo Simbo  (Mambo Simbo)  E Mambo Simbo E  Mambo Simbo  (Mambo Simbo)  Mambo yaya yaya e  Mambo yaya e  (Mambo yaya e)  Mambo yaya yaya e  Mambo yaya e  (Mambo yaya e) Makna: Mengisahkan suka cita seorang ayah dan masyarakat yang akhirnya dipertemukan lagi dengan sang anak (Mambo) setelah lama terpisah di hutan—simbol kegembiraan, syukur, dan persaudaraan di masyarakat pegunungan Papua.​   Tanah Papua Lirik: Tanah Papua tanah yang kaya  Surga kecil jatuh ke bumi  Seluas tanah sebanyak madu  Adalah harta harapan  Tanah papua tanah leluhur  Di sana aku lahir  Bersama angin bersama daun  Aku dibesarkan  Hitam kulit keriting rambut aku Papua  Hitam kulit keriting rambut aku Papua  Biar nanti langit terbelah aku Papua Makna: Lirik ini mengekspresikan kebanggaan dan kecintaan mendalam pada Bumi Papua sebagai tanah kelahiran dan warisan leluhur, serta menegaskan identitas diri orang Papua.​   Diru Diru Nina Lirik: Diru diru nina  Diru diru nina  Ko jadi api ko bakar batu  Diru diru nina  Diru diru nina  Ko jadi pinang ko makan mama  Diru diru nina  Diru diru nina  Ko jadi sagu ko makan keluarga Makna: Lagu ini berisi doa, harapan, serta motivasi agar masyarakat Papua Pegunungan dianugerahi kekuatan, keberanian, dan keteguhan dalam menghadapi berbagai tantangan, juga simbol tradisi bakar batu dan kekuatan keluarga.​ Bacs Juga : Sejarah Panjang Sumpah Pemuda: Pilar Persatuan Bangsa Indonesia Lagu-lagu di atas merepresentasikan kekayaan budaya Papua Pegunungan, menanamkan nilai persaudaraan, cinta tanah air, serta penguatan identitas dalam kehidupan sehari-hari dan di berbagai momentum penting, termasuk pelaksanaan demokrasi di Papua.

6 Gunung Tertinggi di Indonesia, 3 Ada di Papua

Wamana - Indonesia dikenal sebagai negeri beribu gunung dengan panorama menakjubkan dan medan pendakian yang penuh tantangan. Dari Sabang sampai Merauke, gunung-gunung tertinggi menjadi ikon petualangan sekaligus kebanggaan nasional. Tiga dari enam puncak tertinggi di Indonesia ada di Papua, membuktikan pesona alam Timur Nusantara. Berikut adalah 6 Puncak Tertinggi di Indonesia : Puncak Jaya (Carstensz Pyramid), Papua Puncak Jaya menjadi mahkota tertinggi Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, berlokasi di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah. Puncak kapur ini dikenal memiliki gletser tropis satu-satunya di Indonesia, meski kini mulai menyusut akibat perubahan iklim. Jalur pendakian ekstrem membuatnya hanya bisa dicapai oleh pendaki profesional. Puncak ini juga merupakan salah satu dari Seven Summits dunia.​ Puncak Mandala, Papua ​ Di urutan kedua, ada Puncak Mandala dengan ketinggian 4.760 meter, terletak di Pegunungan Bintang. Gunung ini menawarkan keindahan alam yang asri, jalur pendakian menantang, serta flora-fauna unik dataran tinggi Papua. Salju pernah menyelimuti puncaknya hingga akhir abad ke-20, sebelum akhirnya hilang akibat pemanasan global.​ Puncak Trikora, Papua Gunung Trikora dikenal sebagai bagian dari Taman Nasional Lorentz dan Situs Warisan Dunia UNESCO. Dengan ketinggian 4.751 meter, medan pendakiannya sangat berat dan cuaca ekstrem. Nama Trikora sendiri diambil dari akronim Tri Komando Rakyat sebagai simbol penyatuan Papua dengan Indonesia di era 1960-an.​ Gunung Kerinci, Jambi Kerinci adalah gunung berapi tertinggi di Tanah Air dan Asia Tenggara, dengan ketinggian 3.805 meter. Terletak di Taman Nasional Kerinci Seblat, gunung ini menjadi habitat harimau Sumatera dan badak serta kekayaan biodiversitas lain. Kawah hijau dan bentang alam Bukit Barisan menjadikannya primadona pendaki Sumatera.​ Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat Gunung Rinjani menjulang 3.726 meter di Pulau Lombok. Keindahan utamanya adalah Danau Segara Anak—danau kawah berair biru yang legendaris di kaldera puncak. Rinjani adalah destinasi unggulan wisatawan dan pendaki internasional karena panorama dan ekosistemnya yang memesona.​ Gunung Semeru, Jawa Timur Semeru atau Mahameru adalah atap Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter. Gunung ini menjadi tujuan favorit pendaki domestik dan mancanegara, dengan daya tarik puncak yang selalu berasap dan danau indah Ranu Kumbolo di jalur utama pendakian. Semeru juga dikenal sebagai gunungnya para dewa dalam mitologi Jawa.​ Baca Juga : Sejarah Panjang Sumpah Pemuda: Pilar Persatuan Bangsa Indonesia Tiga puncak Papua—Puncak Jaya, Mandala, Trikora—menjadi kebanggaan Indonesia, ditambah Kerinci, Rinjani, dan Semeru sebagai pengikat semangat petualangan dan keindahan dari barat ke timur nusantara. Gunung-gunung ini bukan sekadar destinasi wisata, namun juga sumber inspirasi dan penelitian perubahan iklim, kekayaan hayati, hingga sejarah perjuangan bangsa.

KPU Kabupaten Lanny Jaya Ikuti Webinar Nasional: Integrasi Alur Kerja Pemilu dengan Kecerdasan Buatan

Wamena – Kepala Subbagian Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Kabupaten Lanny Jaya bersama staf Sekretariat turut menghadiri undangan webinar nasional bertajuk “Integrasi Alur Kerja Menggunakan Kecerdasan Buatan dalam Pemilu”, Jumat (24/10/2025), yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya KPU RI untuk memperkenalkan inovasi terbaru dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) guna memperkuat tata kelola pemilu yang lebih efektif, akurat, dan transparan. Webinar dihadiri oleh perwakilan KPU dari berbagai kabupaten/kota, serta membahas konsep dan aplikasi AI di berbagai tahapan, mulai dari perencanaan, pengelolaan data pemilih, logistik, hingga pelaporan dan pengawasan pemilu. Dalam kesempatan tersebut, narasumber dari KPU RI dan praktisi teknologi menyampaikan pentingnya digitalisasi dan integrasi teknologi AI untuk meminimalisir kendala operasional, meningkatkan akurasi rekapitulasi data, serta mempercepat proses pengambilan keputusan di lapangan. Kehadiran peserta dari KPU Kabupaten Lanny Jaya menunjukkan komitmen kuat lembaga ini dalam mendukung transformasi digital, serta menjaga integritas dan modernisasi seluruh proses penyelenggaraan pemilu di daerah pegunungan Papua. Melalui kegiatan ini, KPU Kabupaten Lanny Jaya berharap dapat menerapkan praktik terbaik dan inovasi berbasis kecerdasan buatan pada pemilu berikutnya, demi tercapainya proses demokrasi yang profesional, transparan, dan partisipatif di seluruh wilayah Lanny Jaya.

1 Abad Nubuatan Dominee I.S. Kijne untuk Tanah Papua

Wamena – Hari ini, banyak hati di Papua mengingat kembali sebuah peristiwa yang sudah berlalu satu abad, namun jejaknya begitu terasa dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini. Persis seratus tahun lalu, di Bukit Aitumieri, Wasior, Dominee Izaak Samuel Kijne, seorang guru dan pendeta dari Belanda, berdiri sederhana di hadapan batu besar. Ia meninggalkan pesan yang masih hidup sampai sekarang: Papua suatu hari akan berdiri di atas kaki sendiri. Bagi Kijne, nubuatan itu bukan sekadar pesan agama atau seremonial. Di atas batu peradaban itu, beliau berbicara tentang harapan bahwa orang Papua mampu mengambil peran memimpin, tidak sekadar sebagai penonton di tanah sendiri. Suara Kijne kemudian menjadi nyala semangat yang menular, menyeberangi lembah, pegunungan, hingga pesisir – jadi inspirasi bagi muda-mudi, bahkan mereka yang kini bertanggung jawab mengambil keputusan besar untuk masa depan Papua. Satu abad berlalu, api perubahan yang dinyalakan Kijne justru makin terang. Pendidikan tumbuh, kesempatan memperbaiki masa depan pun makin terbuka, kisah kebangkitan Papua kini bukan lagi sekadar impian. Momen peringatan ini lebih dari sekadar merayakan sejarah; ia menjadi waktu untuk merenung dan memastikan kemajuan serta keadilan tetap berakar pada budaya, pada cinta, serta semangat persaudaraan – seperti yang pernah diwariskan Kijne. Di tengah perubahan zaman dan tantangan yang silih berganti, pesan dari Bukit Aitumieri tetap relevan. Papua layak berdiri tegak sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat, dengan kekuatan iman, tekad, dan solidaritas. Satu abad nubuatan Kijne bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk mimpi besar Tanah Papua.

Deretan Sungai di Papua yang Terpanjang dan Terbesar

Wamena - Papua, tanah di ujung timur Nusantara, bukan hanya kaya akan pegunungan yang menjulang tinggi, tetapi juga dianugerahi deretan sungai yang luar biasa panjang dan besar. Sungai-sungai ini membelah bentang alam papua dari hulu ke hilir, menyusuri lembah-lembah raksasa, membentuk rawa-rawa luas, dan menghidupi jutaan manusia serta ribuan spesies flora-fauna endemik di dalamnya. Setiap sudut pesisir, pedalaman, hingga lereng pegunungan Papua tak lepas dari peran vital sungai sebagai sumber air, jalur transportasi, dan fondasi ekosistem yang menunjang tradisi maupun ekonomi lokal. Dari Sungai Mamberamo yang acap dijuluki “Amazon Indonesia” sampai anak-anak sungai bercabang ribuan kilometer, mari telusuri jejak sungai-sungai agung yang menjadi denyut nadi kehidupan Papua. Berikut adalah deretan sungai terpanjang di Papua : Sungai Mamberamo Sungai Mamberamo adalah sungai utama dan terbesar di Papua dengan panjang mencapai 1.102 km, debit air rata-rata 4.580–5.500 m³/s, dan lebar hingga 520 meter, menjadikannya sungai terlebar dan dengan aliran air terbesar di Indonesia. Sungai ini berhulu di Pegunungan Jayawijaya dan bermuara di Samudera Pasifik, membelah sembilan kabupaten. Mamberamo memiliki daerah aliran seluas 78.155 km² dan julukan "Amazonnya Indonesia" berkat keanekaragaman hayati melimpah di lembah dan rawa-rawa sekitarnya. Debit air tinggi, sagu tumbuh subur di bagian hilir, dan sungai ini menjadi jalur transportasi vital serta habitat berbagai hewan khas Papua, seperti cendrawasih, buaya darat dan muara, serta berbagai jenis ikan endemik.​ Sungai Sepik Sungai Sepik adalah sungai terpanjang di Pulau Papua (New Guinea) dengan panjang sekitar 1.126 km. Sebaliknya, bagian terbesar sungai ini mengalir di Papua Nugini, namun sebagian kecil juga masuk wilayah Papua Indonesia. Sungai Sepik mewakili sistem lahan basah air tawar tropik terbesar di Asia-Pasifik, bermuara di Teluk Bismarck. Sepanjang aliran Sungai Sepik, terdapat banyak desa dan komunitas suku, hutan hujan, dan area rawa—menjadi rumah bagi ratusan spesies burung, ikan, dan flora tropikal.​ Sungai Keerom Sungai Keerom melintas di utara Papua, dengan panjang sekitar 131 km. Sungai ini mengalir melalui Kabupaten Keerom dan bermuara di Sungai Taritatu, menjadi salah satu sungai penting masyarakat pedalaman untuk irigasi dan transportasi lokal.​ Sungai Sobger Sungai Sobger adalah salah satu sungai utara Papua, panjangnya mencapai 188 km. Sungai ini juga bermuara di Sungai Taritatu dan melintasi lanskap hutan, rawa, serta menjadi sumber mata pencaharian lokal di wilayah sekitarnya.​ Anak Sungai Utama Mamberamo Mamberamo terbentuk dari pertemuan tiga anak sungai utama: Sungai Tariku, Sungai Van Daalen, dan Sungai Taritatu. Anak-anak sungai ini menyatu di lembah Pegunungan Van Rees dan Foja. Area delta Mamberamo dipenuhi danau dan rawa, termasuk Danau Rombebai dan Danau Bira yang terkenal sebagai habitat burung air dan ikan air tawar.​ Baca Juga : 10 Makanan Khas Papua yang Unik yang Wajib Wisatawan Coba Keunikan Sungai Papua Sistem sungai di Papua sangat vital sebagai jalur transportasi, sumber daya air, serta tulang punggung ekonomi dan budaya lokal. Mereka menjadi pusat kehidupan, mulai dari perikanan, kebun sagu, hingga ritual adat dan pengangkutan barang. Sungai-sungai ini juga dikenal memiliki debit air tinggi akibat curah hujan 5.000–5.600 mm/tahun yang memelihara hutan hujan Papua.

Sejarah Panjang Sumpah Pemuda: Pilar Persatuan Bangsa Indonesia

Wamena - Sumpah Pemuda adalah tonggak penting dalam sejarah Indonesia, yang mengubah arah pergerakan nasional menuju kemerdekaan. Pada 28 Oktober 1928, di tengah tekanan kolonialisme dan keragaman bangsa, para pemuda dari berbagai latar belakang—suku, agama, wilayah, dan organisasi—berkumpul di Jakarta dalam Kongres Pemuda Kedua. Di sinilah lahir ikrar perjuangan yang mengikat seluruh masyarakat Indonesia dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.​ Awal Gerakan dan Kongres Pemuda Gerakan kepemudaan dimulai pada era 1920-an melalui organisasi pelajar dan komunitas pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, dan Jong Islamieten Bond. Setelah Kongres Pemuda Pertama tahun 1926 yang belum menghasilkan keputusan bulat, Kongres Pemuda Kedua digelar di tiga lokasi berbeda Katholieke Jongenlingen Bond, Oost-Java Bioscoop, dan Indonesische Clubhuis. Tokoh-tokoh seperti Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, dan WR Supratman berperan besar dalam merumuskan ide persatuan ini.​ Ikrar Sumpah Pemuda Pada penutupan kongres, diputuskan ikrar nasional yang disebut Sumpah Pemuda: Bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Deklarasi ini menandai transformasi pergerakan Indonesia dari gerakan ke daerah menuju semangat nasional—menjadi pengikat identitas dan cita-cita kemerdekaan.​ Makna dan Pengaruh Sumpah Pemuda Sumpah Pemuda mengajarkan arti penting bersatu dalam keberagaman. Masyarakat Indonesia menyadari bahwa kebangkitan bangsa hanya bisa terwujud jika seluruh komponen—tanpa memandang latar belakang—berdiri sejajar dan saling menghormati. Sumpah Pemuda juga menjadi inspirasi kelahiran lagu kebangsaan “Indonesia Raya” karya WR Supratman yang memperkuat semangat nasionalis dan identitas bangsa. Sumpah ini kemudian dijadikan landasan dan nilai pokok pergerakan politik, pendidikan, serta kebudayaan tanah air.​ Relevansi Sumpah Pemuda Masa Kini Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai refleksi dan pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan persatuan adalah modal utama menghadapi tantangan zaman. Nilai-nilai Sumpah Pemuda tetap diwariskan dan dijaga melalui pendidikan, organisasi kepemudaan, dan gerakan sosial, agar cita-cita kemerdekaan dan keadilan tetap hidup dalam masyarakat. Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi roh yang membangun bangsa Indonesia—untuk terus tumbuh, bersatu, dan merawat persaudaraan di tengah perbedaan.